Sunday, June 9, 2013

Between (Chapter. 4)

-Author POV-

Tak jauh dari situ, tanpa kedua namja tersebut sadari, ternyata seorang yeoja muda telah menyaksikan perbincangan mereka berdua dari awal dengan penuh tanda tanya. "Jadi, luka lebam yang dimiliki Dongwoon oppa adalah akibat Junhyung oppa? Ahh!! Apa maksud dari semua ini?", tanyanya dia pada diri sendiri. Setelah ia melihat Junhyung pergi meninggalkan Dongwoon, ia pun langsung bergegas menghampiri Dongwoon.

   "Oppa! Ceritakan padaku apa yang terjadi diantara kalian berdua?", tanya yeoja itu dengan penuh rasa ingin tahu.
   "Luci! Apa maksudmu?!", jawab Dongwoon dengan nada yang gugup.
   "Terserah jika oppa tidak mau menceritakan padaku! Ingat oppa, meskipun aku sepupumu, tapi aku bersahabat dengan Vava juga! Aku tidak mau jika pada akhirnya temanku disakiti oleh namja itu!", kata Luci dengan tegas sambil terus menatap saudaranya itu.
   "Jadi, kamu sudah melihat semuanya tadi?", Dongwoon balik bertanya.
  "Ne, waeyo? Kenapa namja brengsek itu mau memutuskan hubungannya dengan Vava semudah itu?", ungkap Luci yang memang dari awal sesungguhnya tidak suka dengan hubungan mereka karena ia menganggap Junhyung adalah namja berandal yang tidak tahu aturan.

Pada akhirnya, Dongwoon menceritakan tentang apa yang terjadi dan meminta agar Luci merahasiakan ini dari Vava untuk sementara. Luci tak mampu berkata apa-apa saking terkejutnya mendengar berita itu. Sampai akhirnya bunyi telepon Luci berdering yang menandakan ia harus bergegas dari tempat itu.

***

Libur sekolah pun telah tiba. Vava telah berkali-kali mencoba menghubungi namjachinggu-nya, namun  tidak ada balasan sama sekali. "Aish! Kenapa akhir-akhir ini susah sekali ia dihubungi?!", keluhnya sambil melempar handphone-nya diatas kasur. Akhirnya, yeoja itupun menyalakan laptopnya dan memilih untuk membuka twitter-nya yang telah lama tidak ia aktifkan untuk memastikan bahwa namja-nya baik-baik saja. Namun, betapa kagetnya Vava melihat foto Junhyung yang sedang dicium yeoja lain yang dipakai sebagai 'Profile picture' milik  namja itu.

Tak lama kemudian, Dongwoon yang ingin mengajak sahabatnya untuk makan siang sudah berada didepan rumah Vava. Namja itu memilih langsung berkunjung kerumah yeoja itu, karena yeoja itu tidak mengangkat telponnya sama sekali. Dongwoon langsung memasuki rumah Vava yang tidak terkunci sama sekali dengan penuh tanda tanya.

-Author POV end-


-Dongwoon POV-

"Kenapa pintu rumahnya tidak terkunci? Biasanya ia sangat berhati-hati. Bisa-bisanya ia ceroboh seperti ini? Bagaimana kalau orang jahat masuk kerumahnya? Atau, jangan-jangan..", seketika aku berlari menuju kamar sahabatku itu. Aku takut jika terjadi sesuatu hal yang buruk. Segera kuketuk kamar pintunya, namun tidak ada balasan.Aku menempelkan telingaku pada pintu kamarnya, tidak ada suaranya. Yang dapat kudengar adalah bunyi shower air didalamnya. Aku membuka pintu kamarnya dan aku merasa jantungku seakan berhenti.

-Dongwoon POV end-


-Author POV-

Kamar Vava terlihat sangat berantakan. Koleksi parfum yang berceceran kemana-mana dan sebagian ada yang telah pecah, sprei kasur yang tergeletak dilantai dan bantal yang berada dibawah kolong mejanya membuat Dongwoon semakin khawatir karena yeoja itu belum juga ia temukan. Namja itu langsung membuka pintu kamar mandi yang tidak ditutup dengan rapat dan ia melihat bahwa sahabatnya sudah basah kuyup akibat air shower dingin menyala diatas kepalanya. Yeoja itu masih mengenakan baju piyama, dengan tangan dan kaki yang diikat sehingga yeoja itu tak mampu bergerak. Wajahnya sangat pucat dan badannya menggigil. Melihat hal tersebut Dongwoon langsung mematikan shower tersebut dan dengan sigap langsung mengangkat tubuh sahabatnya yang sedang terkulai lemas dan memindahkannya keatas kasur. Ia melepas tali yang mengikat Vava dan mengambil handuk untuk mengelap tubuh sahabatnya.Vava yang sejenak membuka matanya dan sadar bahwa Dongwoon berada bersamanya dengan pelan berkata, "Gomawo, oppa..". Kemudian yeoja itu tak sadarkan diri.

-Author POV end-

1 comment: