Saturday, June 2, 2012

It's A Real-Dream (Chapter. 3)

Suara teriakan dari para VIP tetap saja tidak berhenti membuatku penasaran, samar-samar aku mendengar ada beberapa anak disebelahku berkata, "GD sama cewek barusan itu kemana yah?", ya sepertinya mereka pasti penasaran dimana keberadaan bias mereka. Tak lama kemudian, Liona muncul kembali sambil membawa mic, dan GD berada di sebelahnya sambil membawa setumpuk tebal kartu. Lalu, Liona berkata, "Buat para VIP, sebentar lagi GD bakal lemparin kartu-kartu itu. Kartu itu ada foto sama tanda tangan langsung dari GD loh! Siap-siap ya!" Para VIP berteriak sesaat  GD mulai melemparkan kartu sekian banyaknya itu. Mereka terlihat sangat berusaha untuk mendapatkan kartu itu sementara Liona diam-diam turun kebawah stage dan menghampiri aku. "Sumpah Liona, kamu ngapain aja disana? Cuma itu aja?", tanya Schannel terheran-heran. Aku dapat memperhatikan beberapa orang disekitar kami mencoba mencuri dengar pembicaraan kami dan saat ini mencoba menunggu jawaban dari Liona. "Yap! GD tadi tanya apa yang bagus untuk hadiah buat para fans menurutku, aku ulangin ya, PARA FANS, bukan aku aja, ya sudah itu jawabanku, buat 100 tanda tangan diatas kartu foto gitu. Dia aja malah sempet males gitu pas aku request gitu. Males banget, pas GD nulis juga aku didiemin tau.", jawab Liona dengan nada kesal. "Sabar ya..", ucapanku belum selesai, namun Liona udah menarik tanganku dan Schannel keluar dari area, mau menuju pintu keluar. Aku hanya mengikuti Liona sambil Schannel berjalan bersama ku. Sesampainya diluar, Liona segera menyetop taxi dan masuklah kami. "Lio, kamu kenapa sih? Jelas-jelas acara belom selesai, kamu minta pulang. Nyesel loh nanti..", ucap Schannel dengan nada tegas dan heran. Namun, Liona tidak mempedulikan Schannel. Ia hanya menyuruh taxi itu untuk mengantarkan kami semua kembali ke rumah. "Lio, kamu emang paling ga jelas..", kataku dengan sebal sambil menyenderkan kepalaku ke kaca mobil.

Dirumah..
Aku melemparkan tubuhku keatas sofa empuk disebelah Schannel. Liona pulang-pulang tadi langsung menuju ke kamarnya. Mungkin hendak menghindari kami, ya terserah apa maunya dia. "Baby, mending kamu tidur aja, muka mu udah kecapean banget tuh..", kataku kepada Schannel yang sudah terlihat lelah. "Duh, aku males tau say.. Aku masih sebel sama Liona, gak jelas gitu anaknya..", balas Schannel dengan raut wajah malas. Baru saja aku hendak berbicara, Liona keluar dari kamarnya dengan menggunakan piyama sambil membawa koper, seperti hendak pergi keluar kota. Aku dibuat saja makin bingung. "Mau mu apa sih Lio? Kamu ditanya ga nyaut, knapa sih?", ucapku dengan marah. Liona menoleh serta menghampiriku dan Schannel. "Oke oke. Jangan marah dong, slow.. Gini, sorry yah aku terkesan cuek gitu tadi sama kalian. Sebenernya, besok kita bakal trip selama 3 hari di Nusa Lembongan..", kata Liona sambil tersenyum sehingga benar-benar menunjukan sisi cute-nya. "Terus say? Apa hubungannya dengan sikap kamu yang diem dan seakan-akan kamu cuek gitu dengan kesedihanmu akibat GD?", balas Schannel spontan. "Mmm.. Gimana ya, jadi.. Aku itu kan ga mungkin cerita di taxi atau di tempat konser karna nanti ada yang denger. Trip kita ini rahasia tau, soalnya, kita liburan kesana bareng BIGBANG!!", ucap Liona sambil tersenyum lebar dan kata-katanya barusan berhasil membuatku sangat kaget campur senang dan benar-benar tak dapat diungkapkan. "Oh My GOD! Gila Liona?? Serius kamu?", teriak Schannel yang tak bisa menutupi rasa senangnya. Liona hanya menjawab sambi menganguk saja. "Cepetan siap-siapin, jam 7  pagi besok mereka udah bakal ke rumah kita..", perintah Liona yang berhasil membuat kami masuk ke kamar masing-masing untuk membereskan baju untuk esok hari.

***

"Luci, bangun!!!", Liona pagi sekali sudah menggoyang-goyangkan tubuhku yang masih tergolek lemas diatas kasur. badanku jujur saja, sangat lelah tapi.. "Anyeonghaseyo!!", sapa suara yang kudengars eperti sekelompok laki-laki. Apa?? Laki-laki bisa ada dikamarku? Perlahan kubuka mataku dan.. OMG!! Aku menutup wajahku menggunakan bantal guling disampingku. "LIONA!!! AJAK MEREKA KELUAR!!", teriakku shock *backsound SHOCK-B2ST* menyadari bahwa BIGBANG berada dikamarku dan mungkin baru saja melihat wajah terjelekku. Ini sangat memalukan. Liona segera mengajak personil-personil itu keluar menuju ruang tamu sebelum aku mengamuk lebih kencang lagi. Tepat saat pintu kamarku tertutup, aku segera melompat menuju kamar mandi untuk segera bersiap-siap. Bodohnya aku, kenapa bisa aku kesiangan dalam acara penting ini??

***

"Mianhae..", ucapku dihadapan para namja terkenal dihadapanku yang mungkin sudah merelakan waktunya terbuang sia-sia akibat menungguku yang kesiangan ini. Aku mengucapkan dengan bahasa Korea? Ya jelas lah, aku bertanya pada Schannel terlebih dahulu dan mengucapkannya berkali-kali sebelum berhadapan dengan mereka langsung. "No problem, Let's go..", ungkap salahsatu personil yang merupakan maknae dari grup tersebut. Aku menggandeng Schannel dan berjalan mengikuti mereka. Kulihat Liona sudah berjalan disebelah si Leader imut itu. Wah, peningkatan nih Liona..

***

Perjalanan mungkin akan membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai ke tempat tujuan. Ya cukup jauh dan cukup membuatku galau disaat aku tidak dapat berbicara dihadapan orang-orang tampan yang terkenal yang berada di dalam semobil denganku. Sebenarnya sudah ada translatornya yang sudah disediakan, namun sekarang ia sedang terlelap dalam tidurnya. Aku tidak tega membangunkannya. Namun sungguh, aku tidak dapat mempercayainya. Ini sangat luar biasa berkat Tuhan yang diberikan kepadaku, Schannel dan Liona. Ah, betapa beruntungnya kami? Liona terlihat semakin lengket bersama GD, mereka bercanda-bercanda sambil tertawa-tawa meskipun aku tidak tau dengan apa yang mereka bicarakan. Samar-samar kudengar, "You're beautiful and sweet..". Oopss. GD mengungkapkan kata-kata itu kepada Liona? So sweet.  Yang dipuji hanya tersipu malu dan kulihat wajahnya memerah. Disisi lain kulihat Schannel sedang berbicara dengan bahasa Korea dicampur Inggris sesekali dengan Seungri dan Daesung. Enak ya jadi Schannel, apa-apa gampang, udah bisa ngobrol bahkan bercanda seperti itu. Sedangkan Taeyang terlihat sudah lelap juga disebelah translatornya. Ya, sekarang hanya ada TOP disebelahku. Dan, apa yang harus kukatakan? Ia dingin sekali wajahnya, aku takut menyapanya. "Seunghyun oppa..", ucapku kecil mencoba membuka pembicaraan. "Waeyo?", liriknya dingin. "Teach me how to speak Korean..",balasku dengan bahasa Inggris yang pas-pasan memintanya untuk mengajarkanku bahasa Korea. "Ha?",balasnya lagi dengan wajah sinis dan meremehkan. Sombong sekali orang ini, ucapku dalam hati.

No comments:

Post a Comment