Friday, March 21, 2014

I miss writing on my blog!!

At Lembongan Island!
Just posted one of my random pictures!! Okay, well that's not my point of writing this right now. I just want to say that I miss to do this thing!! But, just remind you guys, I posted anything like pictures is in my Instagram : ApriliaLW . Okay?? I also updated my soundcloud, so don't forget to check it out soon!!

My new beauty and food blog!

Hey guys, aduh udah lama banget ga ngepost disini..
Aku bakal update disini deh abis ujian, sama bakal update video di youtube..
Oya, aku ada blog baru yang dijalanin sama temenku..
Klik : www.beautyfoodology.blogspot.com
Yah, buat fun-fun aja sih..
Jadi check juga ya blog yang itu..
Thanks!!

Tuesday, June 11, 2013

Between (Chapter. 5)

-Dongwoon POV-

Aku segera menghubungi Luci untuk menggantikan baju Vava karena Vava pingsan dalam keadaan basah. Untung saja Luci rumahnya tidak jauh dari rumah sahabatku ini. "Apa yang sesungguhnya terjadi?", tanya Hyunseung kepadaku. Aku menceritakan apa yang kusaksikan baru-baru saja dan berbincang dengannya di ruang tamu. Tiba-tiba, Luci keluar dari kamar dengan membawa hp milik Vava dan ia berkata, "Oppa, sepertinya aku tahu siapa yang membuat Vava seperti ini.". Luci menunjukan beberapa sms dari Junhyung yang menunjukan adanya perselisihan. Aku menahan amarahku dan berusaha tenang. Akhirnya aku, Luci dan namjachinggu-nya, Hyunseung, berbincang sebentar sebelum pada akhirnya Luci berpamit karena ia harus segera pergi ke bandara Inchoen dan Hyunseung akan mengantarnya menuju bandara.

Aku membuka pintu kamarnya dan mengangkat tubuh yeoja manis yang merupakan sahabatku ini menuju ruang inap tamu, karena kamarnya sangatlah berantakan akibat insiden tadi. Tubuhnya sangat panas dan ia masih menggigil kedinginan meskipun sudah kuselimuti, kurasa ia demam akibat terlalu lama dibawah air dingin tadi. Sialan, berani-beraninya namja brengsek itu menyakiti Vava. Aku akan membalasnya, pasti!

-Dongwoon POV end-


-Author POV-

Dongwoon mengompres kepala Vava berharap agar demamnya turun. Ia memilih untuk tidak meninggalkan Vava sendirian dan menemani sahabatnya itu semalaman. Kurang lebih sekitar jam 2 malam, Dongwoon yang tertidur di sofa itu bangun akibat mendengar suara isak tangis yeoja itu. "Oppa..", ucap Vava pelan sambil mencoba menahan tangisnya. Dongwoon tak membalas dengan kata-kata, namun ia segera memeluknya, membiarkan yeoja itu menangis di dalam pelukannya. Ia mengelus rambut Vava hingga pada akhirnya yeoja itupun kembali tertidur dalam akibat kelelahan. Dongwoon membiarkan Vava terlelap dalam kondisi masih memeluknya.

***

Sudah seminggu setelah kejadian itu, Vava yang keadaannya telah membaik masih terus bersama sahabatnya, Dongwoon yang slalu menemaninya. "Oppa, aku tidak pernah menyangka jika Junhyung oppa tega menyiksaku seperti itu..", ucap Vava sambil memainkan daun ditaman indah yang terletak disamping rumahnya. Wajahnya masih tersirat kesedihan yang ia coba sembunyikan. Namun Dongwoon tahu, bahwa sahabatnya itu masih dalam keadaan tertekan. "Oppa mengerti, jangan sedih lagi ya..", kata Dongwoon sambil membelai rambut Vava dengan lembut.

Sepasang namja-yeoja tersebut semakin hari semakin dekat, dimanapun ada Vava, disitupun ada Dongwoon. Sesungguhnya Dongwoon telah mencintai sahabatnya itu sejak lama, namun ia selalu berusaha menyembunyikan perasaannya itu karena ia tidak mau jika Vava mengetahui hal tersebut, yeoja itu akan menjauhinya dan hancurlah persahabatan diantara mereka berdua.

***

 "Oppa, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?", tanya Vava kepada namja disebelahnya saat mereka sedang menonton film. "Waeyo?", Dongwoon balik bertanya lagi. "Kenapa kau begitu baik padaku? Padahal selama ini aku menyusahkanmu..", balas yeoja itu sambil menatap sahabatnya itu. Sesaat, namja itu tercekat, terdiam karena tidak tahu jawaban apa yang harus ia berikan. Tiba-tiba, hyeong-nya menyahut, "Dongwoon-a, bisakah kamu mengatakan 'Saranghaeyo' kepada Vava saja sekarang?", setelah menggoda dongsaeng-nya seperti itu, Yoseob langsung lari kekamarnya sebelum Dongwoon mengejar dia.

Dongwoon kembali dengan nafas tersengal setelah bermain kejar-kejaran bersama hyeong-nya. Ia kembali duduk disebelah sahabatnya. "Ya ampun, oppa! Kenapa bisa sampai keringatan seperti ini?", ucap Vava sambil mengambil tissue dan langsung mengelap wajah Dongwoon. Dongwoon tanpa sadar terus menatap Vava, "Oppa, gwenchanna?", tanya Vava menyadari sahabatnya yang sempat terlihat melamun menatapnya. "Ah, ne. Gwenchanna. Sebaiknya oppa mandi dulu..", balas Dongwoon sambil bergegas berdiri. Namun baru saja ia hendak melangkahkan kakinya, sebuah tangan menahan dirinya, "Oppa, chakkaman. Sebenarnya, aku punya permintaan..", yeoja itu ikut berdiri. Dongwoon hanya menunjukan wajah penuh tanya tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Yeoja itu melanjutkan dengan pertanyaan, "Aku bosan dan liburan masih lama. Maukah oppa menemaniku ke taman bermain besok?"

-Author POV end-

Sunday, June 9, 2013

Between (Chapter. 4)

-Author POV-

Tak jauh dari situ, tanpa kedua namja tersebut sadari, ternyata seorang yeoja muda telah menyaksikan perbincangan mereka berdua dari awal dengan penuh tanda tanya. "Jadi, luka lebam yang dimiliki Dongwoon oppa adalah akibat Junhyung oppa? Ahh!! Apa maksud dari semua ini?", tanyanya dia pada diri sendiri. Setelah ia melihat Junhyung pergi meninggalkan Dongwoon, ia pun langsung bergegas menghampiri Dongwoon.

   "Oppa! Ceritakan padaku apa yang terjadi diantara kalian berdua?", tanya yeoja itu dengan penuh rasa ingin tahu.
   "Luci! Apa maksudmu?!", jawab Dongwoon dengan nada yang gugup.
   "Terserah jika oppa tidak mau menceritakan padaku! Ingat oppa, meskipun aku sepupumu, tapi aku bersahabat dengan Vava juga! Aku tidak mau jika pada akhirnya temanku disakiti oleh namja itu!", kata Luci dengan tegas sambil terus menatap saudaranya itu.
   "Jadi, kamu sudah melihat semuanya tadi?", Dongwoon balik bertanya.
  "Ne, waeyo? Kenapa namja brengsek itu mau memutuskan hubungannya dengan Vava semudah itu?", ungkap Luci yang memang dari awal sesungguhnya tidak suka dengan hubungan mereka karena ia menganggap Junhyung adalah namja berandal yang tidak tahu aturan.

Pada akhirnya, Dongwoon menceritakan tentang apa yang terjadi dan meminta agar Luci merahasiakan ini dari Vava untuk sementara. Luci tak mampu berkata apa-apa saking terkejutnya mendengar berita itu. Sampai akhirnya bunyi telepon Luci berdering yang menandakan ia harus bergegas dari tempat itu.

***

Libur sekolah pun telah tiba. Vava telah berkali-kali mencoba menghubungi namjachinggu-nya, namun  tidak ada balasan sama sekali. "Aish! Kenapa akhir-akhir ini susah sekali ia dihubungi?!", keluhnya sambil melempar handphone-nya diatas kasur. Akhirnya, yeoja itupun menyalakan laptopnya dan memilih untuk membuka twitter-nya yang telah lama tidak ia aktifkan untuk memastikan bahwa namja-nya baik-baik saja. Namun, betapa kagetnya Vava melihat foto Junhyung yang sedang dicium yeoja lain yang dipakai sebagai 'Profile picture' milik  namja itu.

Tak lama kemudian, Dongwoon yang ingin mengajak sahabatnya untuk makan siang sudah berada didepan rumah Vava. Namja itu memilih langsung berkunjung kerumah yeoja itu, karena yeoja itu tidak mengangkat telponnya sama sekali. Dongwoon langsung memasuki rumah Vava yang tidak terkunci sama sekali dengan penuh tanda tanya.

-Author POV end-


-Dongwoon POV-

"Kenapa pintu rumahnya tidak terkunci? Biasanya ia sangat berhati-hati. Bisa-bisanya ia ceroboh seperti ini? Bagaimana kalau orang jahat masuk kerumahnya? Atau, jangan-jangan..", seketika aku berlari menuju kamar sahabatku itu. Aku takut jika terjadi sesuatu hal yang buruk. Segera kuketuk kamar pintunya, namun tidak ada balasan.Aku menempelkan telingaku pada pintu kamarnya, tidak ada suaranya. Yang dapat kudengar adalah bunyi shower air didalamnya. Aku membuka pintu kamarnya dan aku merasa jantungku seakan berhenti.

-Dongwoon POV end-


-Author POV-

Kamar Vava terlihat sangat berantakan. Koleksi parfum yang berceceran kemana-mana dan sebagian ada yang telah pecah, sprei kasur yang tergeletak dilantai dan bantal yang berada dibawah kolong mejanya membuat Dongwoon semakin khawatir karena yeoja itu belum juga ia temukan. Namja itu langsung membuka pintu kamar mandi yang tidak ditutup dengan rapat dan ia melihat bahwa sahabatnya sudah basah kuyup akibat air shower dingin menyala diatas kepalanya. Yeoja itu masih mengenakan baju piyama, dengan tangan dan kaki yang diikat sehingga yeoja itu tak mampu bergerak. Wajahnya sangat pucat dan badannya menggigil. Melihat hal tersebut Dongwoon langsung mematikan shower tersebut dan dengan sigap langsung mengangkat tubuh sahabatnya yang sedang terkulai lemas dan memindahkannya keatas kasur. Ia melepas tali yang mengikat Vava dan mengambil handuk untuk mengelap tubuh sahabatnya.Vava yang sejenak membuka matanya dan sadar bahwa Dongwoon berada bersamanya dengan pelan berkata, "Gomawo, oppa..". Kemudian yeoja itu tak sadarkan diri.

-Author POV end-

Thursday, June 6, 2013

One Man (Chapter. 1)

-Fal POV-

Aku dapat mendengar suara burung bernyanyi tak jauh dari letakku berdiri dan angin sepoi-sepoi yang seakan membelai rambutku lepas.  Kakiku berpijak tidak jauh dari danau dengan sedikit gelombang ombak yang sedang kupandangi sejak tadi. “Ternyata kamu disini. Oppa mencarimu daritadi, tahukah kamu?”, ucap seseorang yang sangat kukenali suaranya dari jauh tersebut. Aku menoleh kebelakang dimana arah suara tersebut berasal. Ia menghampiriku dengan nafas yang setengah tersengal. “Mianhaeyo, oppa. Aku tidak bisa tidur dengan tenang”, jawabku jujur sambil kembali menatap birunya  danau. Aku memang tidak bisa tidur semalaman dan  sejak pukul 3 pagi aku sudah berdiri disamping danau yang letaknya tepat didepan villa yang kami tempati ini. Sesaat kemudian aku merasakan tangannya yang merangkul pundakku dengan lembut. “Oppa sudah berlari keliling mencarimu sekeliling villa setelah melihat kamarmu terbuka begitu saja tanpa ada penghuninya”, katanya dengan nafas yang mulai teratur. Aku menoleh kesampingku dan sesaat kulihat ia juga ikut menatap pemandangan indah yang sudah kupandangi sejak 1 jam yang lalu tanpa melepas rangkulan tanggannya dipundakku. Aku focus menatap wajahnya yang terlihat polos sambil tersenyum hingga sesaat kemudian ia sadar bahwa aku menatapnya  dan ia menoleh kearahku, sesaat kami bertatapan. “Waeyo? Kenapa kamu melihat Oppa seperti itu?”, tanyanya dengan heran. “Joongki oppa ternyata lebih cantik dari yang kubayangkan”, ucapku sambil tertawa berlari kecil masuk kedalam villa dan ia mengejarku. 

***
 
Joongki oppa dan aku memang sangat dekat. Aku mengenalnya karena kami bersama-sama merupakan member dari “Running Man”, variety show yang berisi berbagai game dan misi-misi lainnya. Running Man beranggotakan: Aku, Jaesuk oppa, Sukjin oppa, Gary oppa, Jihyo eonni, Gwangsoo oppa, Joongki oppa, Haha oppa , dan Jongkook oppa. Tentu saja aku tidak hanya dekat dengan Joongki oppa saja, aku juga dekat dengan semua member lainnya, seperti dengan Jihyo eonni. Namun, Jihyo eonni lebih sering menghabiskan waktunya besama dengan Gary oppa di waktu istirahat, jadi aku memilih untuk bersama Joongki oppa dan member lainnya.

***
 
Kali ini, lokasi yang telah kami lakukan untuk syuting cukup indah dengan suasana dan pemandangannya. Kami akan berada disini selama 3 hari sekaligus untuk berlibur karena kebetulan sekali jadwal member lainnya pun masih kosong sementara dari drama dan konser. Ini adalah hari kedua kami berada disini dan proses pengambilan video pun sudah selesai dan sekarang kami sudah dapat menikmati liburan selama sehari secara penuh.

“Ayo, makan pagi dulu”, panggilan dari Jaesuk oppa membuatku dan member lainnya langsung berkumpul dalam satu meja dalam waktu yang cepat. Aku duduk diantara Joongki oppa dan Jihyo eonni serta berhadapan dengan Jongkook oppa. Aku melihat bahwa Jihyo eonni masih saja asik terlarut dalam pembicaraannya bersama Gary oppa sehingga aku memilih untuk membuka pembicaraan sendiri. “Kookie oppa, apakah semalam tidur nyenyak?”, tanyaku kepada orang yang duduk dihadapanku. Belum sempat ia menjawab pertanyaanku, Joongki oppa pun sudah langsung menimbrung dengan nada memprotes, “Aish! Bisa-bisanya kamu bertanya seperti itu kepada Jongkook hyeong dan tidak bertanya kepada oppa yang mencarimu semalaman?”. Ucapan Joongki oppa membuat suasana yang awalnya ramai dengan pembicaraan masing-masing langsung terfokus pada pernyataan Joongki oppa. Haha oppa mulai menggodaku hingga semua member ikut meneruskan, kecuali Jongkook oppa yang hanya bisa tertawa melihatku dan Joongki oppa digodai habis-habisan. 

Setelah makan pagi, aku berencana untuk tinggal didalam kamarku untuk menonton TV sambil mengisitrahatkan tubuhku yang kurasa sudah sangat kelelahan akibat syuting. Aku memasuki pintu kamarku dan baru saja hendak menutupnya, tiba-tiba ada yang menahan pintuku. Saat kulihat, ternyata Joongki oppa-lah yang menahannya. Ia menunjukan mimic wajah seakan meminta permisi untuk masuk kedalam kamarku, dan aku hanya mengangguk mempersilahkannya masuk. Ia berjalan menuju kasur tempatku tidur dan menelentangkan tubuhnya. “Oppa, itu kasurku! Aku mau tidur juga disitu!”, ucapku sambil menunjuk dengan nada tidak menerima. Ia hanya tersenyum, lalu menyingirkan badannya, sedikit memberi ruang untukku. Aku segera menyusul dan segera telungkup diatas kasur milikku. “Oppa, mengapa sekarang malah tidur? Ikutlah Jaesuk oppa dan yang lain, mereka bermain kartu”, tanyakku kepada namja disebelahku. “Hmm, tidak ada Jihyo noona! Malas”, jawabnya santai sambil menutup matanya. Aku terkejut dan langsung kembali memberikan pertanyaan, “Oppa?! Jihyo eonni milik Gary oppa! Apa oppa juga menyukainya?”. Ia langsung tertawa, “Oppa hanya bercanda”, lalu mengacak kecil rambutku.

Aku menatap sejenak Joongki oppa yang benar-benar terlelap dalam tidurnya diatas kasurku. Aku rasa dia memang semalam pasti lelah sekali mencariku. Aku mengendap-endap meninggalkan kamarku agar Joongki oppa bisa berisitrahat tanpa gangguan. Aku keluar dari pintuku dan dari jauh kulihat Kookie oppa sedang berdiri menghadap kearahku dari kejauhan. “OPPA!!”, aku berlari kearahnya dan segera mengalungkan tanganku dilehernya dan tubuhku yang kubiarkan untuk tidak menginjak tanah. Ia dengan cepat mendekap dan mengangkat tubuhku. “Ah! Apa yang kamu lakukan didalam sama Joongki dikamar itu sejak 20 menit yang lalu?”, tanyanya sambil tetap dengan kuat menggendongku. Aku segera menggerakkan badanku sebagai isyarat meminta Kookie oppa untuk menurunkanku, “Aku tidak melakukan apa-apa. Ia tertidur, mungkin lelah karena semalam kurang tidur”. Kookie oppa hanya memandangiku dengan mimic tidak percaya, namun aku segera melanjutkan perkataanku, “Waeyo oppa? Oppa pikir aku berbohong?”. Aku mengecak pinggangku dan Kookie oppa tertawa dan menjawab, “Ne, kamu pasti berbohong, apa yang kamu lakukan didalam?”. Baru saja aku mau membalas perkataan dari Kookie oppa, seseorang dari jauh memanggil, “Ya, kau yeoja! Mengapa kamu meninggalkan oppa tertidur sendirian didalam?”

Karena Joongki oppa sudah terbangun, ia segera berkumpul bersamaku dan Jongkook oppa. Kami bertiga pada akhirnya memilih untuk menghabiskan waktu di taman bermain yang saat itu masih sangat sepi. Aku duduk di ayunan sambil melihat Jongkook oppa bermain bola bersama Joongki oppa dari kejauhan. Sudah jelas, Joongki oppa bahkan tidak bisa sekalipun mendapatkan bola dari Jongkook oppa. Aku menutup mataku sejenak menikmati udara yang tercipta akibat hembusan angin dan ayunanku yang terus saja bergerak, semakin lama ayunanku terasa semakin kencang. Saat kubuka mataku, aku benar-benar tercekat menyadari bahwa aku sudah berada diayunan dengan kecepatan yang tinggi. Badanku terasa terambang seakan jika aku lepas peganganku ini, maka terlemparlah badanku. “OPPA!!!”, aku berteriak dengan sangat kencang untuk meminta tolong. Jantungku berdetak sangat cepat, aku bahkan tidak berani untuk membuka mataku.

-Fal POV end-

Jar Of Hearts, singing performance by ME

Well, this is one of my favorite song. My friends also love when I sing this song.. Hehehhee..
My performance was on May 25, 2013. Thankyou!