Paboya! Selalu saja aku ini
melanggar janjiku akibat Junhyung oppa. Untung saja besok ia ada acara
tersendiri, jadi aku bisa bersama Dongwoon oppa. Besok aku akan mentraktirnya,
aku berjanji. Setidaknya sebagai permintaan maafku. Sudahlah, mataku sudah
sangat berat, lebih baik sekarang aku beristirahat supaya besok bisa
bersama-sama melewati hari dengan Dongwoon oppa. Aku sudah sangat merindukan
sahabatku ini.
***
Sudah jam berapa ini aku
menunggu Dongwoon oppa yang belum juga datang kerumahku. Mengapa dia
menyebalkan sekali. Baru kali ini dia datang tidak tepat waktu dan membuatku
harus duduk berlama-lama disofa ini. “Jeongmal
mianhae..”, aku mendengar seseorang mengucapkan kata maaf tersebut sambil
menepuk pundakku dari belakang, aku menoleh dan melihat Dongwoon oppa terlihat
berkeringat dengan muka memelas memohon maaf dengan sangat. Raut wajahnya
membuatku mengurungkan niatku untuk memarahinya, sebaliknya aku merasa kasihan
dan penasaran dengan apa yang terjadi terhadapnya. “Gwenchanayo, oppa.. Tapi
kenapa oppa berkeringat dan terlambat?”, tanyaku hati-hati sambil
mengobrak-abrik isi tasku mencari tissue untuknya. “Mianhae, tadi aku ada
masalah sedikit.. Gwenchanayo..”, ungkapnya sambil mencoba tersenyum. Aku
memasang wajah seakan-akan meminta kepastian darinya. Ia hanya menganguk untuk
meyakinkan. “Baiklah kalau begitu, kajja..”, ajakku berdiri memegang lengannya.
Namun, Dongwoon oppa meringis kecil, dan aku merasakan sesuatu yang basah ada
ditanganku, aku melepaskan peganganku dan melihat telapak tanganku terdapat
bercak berwarna kemerahan.
-Vava POV end-
-Author POV-
“Oppa!! Apa ini??”, tanya Vava
dengan terkejut dan tanpa dikomando langsung menarik pergelangan tangan namja
tampan disebelahnya tersebut, mengangkat lengan kemeja hitam milik namja
tersebut agar dapat memperlihatkan kondisi tangannya. Betapa terkejutnya Vava
saat melihat tangan namja itu penuh dengan darah yang belum terlihat mengering.
“YA!! Apa yang telah terjadi dengan oppa? Mengapa kau berdarah seperti ini?!”,
ucap Vava penuh dengan rasa penasaran dan khawatir, tanpa sengaja ia menyentuh
punggung Dongwoon dan membuat namja itu meringis untuk kedua kalinya. “Oppa,
badanmu juga terluka?? Buka kemejamu sekarang!”, perintah Vava kepada Dongwoon.
“Tidak, disana tidak ada apa-apa..”, ucap Dongwoon menggelengkan kepala dengan
gugup sehingga dengan cepat Vava tahu bahwa sahabatnya mencoba berbohong
dihadapannya. “Baiklah, kalau oppa tidak mau melepasnya, aku yang akan
melakukannya..”, jawab Vava singkat dengan tangan mengarah ke kancing kemeja
milik Dongwoon untuk dibuka. Dongwoon yang awalnya ingin menghindari hal
tersebut tidak dapat berbuat apa-apa karena memang kondisi badannya penuh
dengan luka. Setelah membuat Dongwoon topless, Vava langsung bergegas
mencarikan obat P3K yang memang sudah tersedia dirumahnya tersebut.
“Jeongmal mianhae..”, ucap
Dongwoon terbata saat Vava membersihkan luka-luka yang ada ditubuh sahabatnya
itu. Setelah mendengar kata tersebut, Vava sempat terdiam sejenak menghentikan
aktivitasnya, menatap sahabatnya sebelum akhirnya ia melanjutkan aktivitasnya
lagi. “Namun, oppa tidak bisa memberitahu penyebab ini..”, lanjut Dongwoon lagi
sambil menunduk. Terdengar Vava menghembuskan nafas berat setelah ucapan
Dongwoon tersebut. “Ne, gwenchanayo, aku tidak memaksa oppa untuk menceritakan
semuanya kepadaku..”, ucap Vava setelah membalut luka Dongwoon. Tersirat
kekecewaan didalam hati Vava yang sesungguhnya sudah sangat khawatir dengan
keadaan sahabatnya itu.
“Oppa, rencana
hari ini kita batalkan. Sekarang, oppa beristirahatlah..”, kata Vava sambil
memakaikan sahabatnya kemeja oversize yang entah darimana ia temukan.
“Waeyo?”,
tanya Dongwoon sambil memasukan tangannya kedalam lengan kemeja dengan
hati-hati.
“Oppa masih
bertanya penyebabnya? Lihat luka disekujur tubuh oppa! Oppa membuatku khawatir,
tau?”, jawab Vava dengan ekspresi emosi
dan khawatir bercampur aduk.
“Ne, oppa
pulang kalau begitu.. Gomawoyo sudah membantu oppa..”, balas Dongwoon yang beranjak
dari sofa.
“Oppa mau
kemana? Aku tidak mengizinkan oppa pulang dengan keadaan seperti itu.. Oppa, menginaplah..
Aku sudah menghubungi eomma agar oppa menginap dirumahku.. Tenang saja, aku
tidak menceritakan luka-luka oppa..”, jelas Vava kepada Dongwoon sambil
menunjukan layar hp-nya.
“Jeongmal?
Eomma-ku tidak bertanya aneh-aneh kan?”, tanya Dongwoon meyakinkan.
Vava hanya menganguk sambil
menunjuk kamar tamu yang sudah tersedia. Ya, Vava memang tinggal di rumah
sendirian, karena saudara dan orang tuanya berada di Indonesia. Rumah yang
ditinggalkan Vava saat ini ialah rumah milik keluarganya sejak 5 tahun yang
terakhir. Rumah yang sangat simple dan minimalis serta nyaman untuk dijadikan
tempat tinggal. Orang tua Vava dan
Dongwoon sudah bersahabat sejak anak-anaknya masih kecil, sehingga mereka
saling mempercayakan satu sama lain karena baginya mereka ialah keluarga.
-Author POV end-
No comments:
Post a Comment