Monday, September 10, 2012

Between (Chapter. 1)


Dongwoon & Vava (Edit by. Luci)



Title : Between
Cast : B2ST's personils, Vava & frineds
Genre : General, Romance, Friendship
Rate : PG-12
Author : Aprilia Luciana

Thanks udah baca, ini FF ke-3 ku!!
Khusus untuk Vava!!
Maaf kalau tidak suka..

Don't be a silent reader, no Bashing, no Plagiating!!







-Auhor POV-

"Apa-apaan kau? Kembalikan, itu punyaku, barang kesayanganku!", ucap seorang yeoja muda kepada namja yang sedang merebut gelang putih berkilau milik yeoja dihadapannya. "Tidak bisa!", balas namja itu berlari dan berusaha menghindar. "Dongwoon oppa!! Hiks..", teriak yeoja itu seakan ingin menangis. "Ya! Baiklah, jangan kau menangis! Aku kembalikan..", kata namja yang memang tidak bisa melihat sahabatnya bersedih langsung mengembalikan barangnya tersebut. “Gomawo, oppa..”, cengir yeoja bernama Vava tersebut, sambil meraih benda kesayangan miliknya.  Benda kenangan tersebut adalah pemberian dari orang yang ia sukai saat ia ber-ulangtahun. Namja bernama Dongwoon itu hanya terdiam menatapi sahabatnya dengan tersenyum.

*Flashback*
Dongwoon dan Vava ialah sepasang sahabat sejak kecil, umur mereka hanya terpaut satu tahun, lebih tua Dongwoon. Namun, saat Dongwoon kelas 6, ia terpaksa harus pindah ke Korea karena orang tuanya akan bekerja disana. Pada awalnya hal tersebut menjadi beban yang amat berat bagi sepasang sahabat yang telah menjalin hubungan mereka sejak kecil, namun, apalah yang bisa mereka lakukan. Mereka hanya dapat menangis saat berpisah. Kini setelah mereka memasuki masa SMA-nya, Vava menyusul ke Korea untuk menemui sahabat kecilnya, yang selama ini hanya ia dapat hubungi lewat email. Hingga pada akhirnya mereka bertemu kembali, dan menjalin persahabatan dan keakraban mereka kembali.
*Flashback end*

***

“Oppa! Mengapa kau membawa dia sekarang??”, bisik Vava kepada Dongwoon yang mendadak membawa namja tampan berambut kecoklatan tersebut.  Tentu saja , namja itu adalah orang special bagi Vava. Namja  bernama Junhyung itu telah menjadi kekasihnya setelah beberapa bulan di Korea.  “Chagiya, apa yang kau bisikan kepada Dongwoon, ah?”, cubit Junhyung yang melihat yeojachinggu-nya berbisik kepada teman dekatnya tersebut. Yang dicubit hanya meringis sambil memasang wajah cemberut, namun tetap menunjukan sisi aegyonya. Dongwoon hanya tertawa sambil berkata, “Tidak, Vava bertanya, mengapa aku mendadak membawamu kesini saat Vava sendiri belum siap. Dia sangat malu..”. Mendengar hal tersebut Vava sudah berasa seperti siap menerkam sahabatnya, lalu berkata dengan jutek dan seram, “Oppa, mengapa kau malah membongkarnya?”, namun ekspresi tersebut tidak membuat sahabatnya takut, yang ada Junhyung dan Dongwoon tertawa melihat ekspresi Vava tersebut. “Sudah sudah, bagaimana kalau kita ke cafĂ© aja?”, ucap Junhyung sambil menggandeng tangan Vava. Yang digandeng hanya menganguk. Dongwoon hanya tersenyum lalu berpamit dan pulang kerumahnya, ia tahu bahwa hal ini berarti sudah saatnya ia kembali ke rumahnya. Karena Junhyung ingin berdua bersama sahabatnya. Meskipun saat itu yang memiliki janji adalah Vava dan Dongwoon.

@Dongwoon’s house
Dongwoon berbaring diatas kasur empuk miliknya, menghirup udara sebanyak mungkin dan menghembuskannya secara perlahan. Ia memandang langit-langit kamarnya sambil melamun, hingga tanpa sadar saudaranya datang, “Apa yang kau lamunkan?”, goda Yoseob sambil mengambil tempat disebelah kasur saudaranya yang lebih muda tersebut.  “Tidak apa-apa..”, jawab Dongwoon singkat tanpa mengalihkan perhatiannya dalam memandang langit-langit di kamarnya tersebut. “Apa kau yakin? Ngomong-ngomong, kenapa kau tidak pergi bersama Vava? Bukankah kau memiliki janji dengannya?”, tanya Yoseob yang juga telah mengenal Vava sejak kecil. “Hahaha, ada Junhyung bersamanya..”, dengan senyum kecut Dongwoon menjawab. Yoseob sudah tidak bertanya lagi, dia sudah mengerti karena ini bukanlah yang pertama kalinya dongsaeng-nya diperlakukan seperti ini, ia tahu bila ada Junhyung yang tiap kali bisa mendadak datang ke rumah Vava, pasti acara mereka menjadi batal. Yoseob merasa kasihan, namun apalah yang bisa ia lakukan..

“Oppa!! Mianhae, aku tidak tahu bahwa Junhyung oppa akan datang kerumahku.. Ini sudah kesekian kalinya kita batal menjalankan acara kita karena ini.. Jeongmal mianhae, oppa..”, tulisan sms yang diterima Dongwoon dari Vava baru saja. Dongwoon hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Ia mengerti ini semua bukan kehendak Vava. “Gwenchanayo, Vava..”, balas Dongwoon lewat tulisan sms yang sesungguhnya sudah sangat malas ia balas. Namun, karena itu adalah sms dari orang yang merupakan sahabatnya, ia pun tetap membalas.  Tak lama kemudian, HP Dongwoon pun berdering. Tanpa melihat layar HP, dengan malas Dongwoon pun mengangkat panggilan dari Hpnya..
                “Yoboseyo? Ada apa Vava?”, tanya Dongwoon dengan malas.
                “Oppa, kau tidak marah kan? Aku masih mengkhawatirkanmu..”, jawab Vava  cemas.
                “Gwenchanayo, Vava.. Oppa tidak marah..”, kata Dongwoon sambil tersenyum sendiri.
                “Jinjja? Kalau begitu besok temani aku..”, suruh Vava menantang.
               “Kenapa harus oppa? Panggil saja pacarmu itu untuk menemanimu..”, balasnya mengejek.
                “Tuh kan oppa..”, ucap Vava pasrah.
                “Oke-oke.. Besok, pulang sekolah kita pergi sama-sama..”, putus Dongwoon tidak tega.
                “Gomawo!!”, kata Vava sambil tersenyum kecil.

-Author POV end-

2 comments: