Oh My God, I'm so frustated right now!! Onyx ku mendadak rusak.. Layar putih pucat berseri, merona blablabla.. Hiks.. LCDnya knapa lagi.. Padahal ga kebanting sama sekali.. Skarang gak ada BBku aku gimana? ><"
Terimakasih teman-teman, yang sudah menemani dan membantuku untuk kembali menyembuhkan BBku yang satu ini..
Sampe detik ini ga hidup2..Huhuhuu..
Pasrah dah aku :'(
Udah lagi kere, BB rusak, apa maunya coba.. T__T
Bingung, gak ada benda itu rasanya sangaaaaaaaaaaaaatt sesuatu .. :(
*curhat*
Saturday, July 28, 2012
Thursday, July 26, 2012
Outing to Sawah Indah !
![]() |
The beginning in Sawah Indah |
![]() |
xD |
@JB school w/ ko Alex |
@JB School w/ Fara |
@Sawah Indah |
@Sawah Indah w/ Thony |
Sunday, July 15, 2012
Friday, July 13, 2012
Kpop Remix Dance Cover (1) by Aprilia Luciana
Tuesday, July 10, 2012
It's A Real-Dream (Chapter. 6)
-Author POV-
Hari sudah mulai gelap. Sudah saatnya bagi para namja dan yeoja muda tersebut untuk makan malam ditempat yang telah disediakan dan dipesan sebelumnya. Sebelum makan, mereka menuju kamar masing-masing untuk membersihkan diri dan beristirahat sejenak. Tentu saja kamar mereka masing-masing terpisah, namun masih bersebelahan. Para yeoja seluruhnya berada dalam satu kamar, dan untuk personil BigBang disediakan dua kamar *ga mungkin ,mereka tidur pindang berlima kan?*, GD dan TOP sekamar, dan sisanya dikamar satunya lagi.
"Baby, mandi duluan sana!", suruh Luci kepada Schannel. Yang disuruh hanya menganguk dan segera menuju kamar mandi. "Gimana ama GD oppa?", lanjut Luci bertanya kepada Liona yang berada dihadapannya dengan senyum iseng. "Hmm.. Dia baik sih, sepertinya. Sekarang dia jadi namjachingguku lagi!", balas Liona namun dengan ekspresi datar tanpa terlihat raut wajah senangnya. "Jinjja? Cepat sekali.. Kok kamu ga kelihatan happy sama sekali?", tanya Luci spontan dengan heran dan bingung. "Aku cuma jadi yeojachingu-nya selama dia di Bali doank, palingan fan-service. Yaudahlah, aku aja udah seneng banget bisa gini, bener-bener, sulit dipercaya..", kata Liona dengan senyum yang dipaksakan. "Ah, jangan lesu gitu dong..", hibur Luci kepada sahabatnya.
Di tempat makan..
Semua makanan sudah tersedia dan terdiri dari 4 macam lauk yang lumayan menggugah selera. Para namja dan yeoja ngobrol dengan lawan bicara mereka masing-masing sambil menyantap makan malamnya. Tiba-tiba, lampu padam dan semua pandangan menjadi gelap. Tanpa sadar, Liona berdiri meraba orang sekitarnya, ia merasa ada yang menggenggam tangannya. Dan, dalam sekejap tubuhnya sudah berada dalam dekapan orang tersebut. Suasana masih sangat senyap, entah dikemanakan suara-suara gerombolan anak muda berlainan negara ini.
-Author POV end-
-Liona POV-
Sudah pasti Luci yang memelukku, siapa lagi kalau bukan dia. Aku mengelus tubuhnya dalam upaya menenangkannya. Aku benar-benar tidak dapat melihat apa-apa. "Liona, baby, kalian dimana?", kudengar seorang yang sangat kukenal suaranya, ya siapa lagi kalau bukan Luci. Lalu, siapa yang memelukku saat ini? Oh tidak, jantungku mulai berdetak tak beraturan. "Saranghae..", bisiknya ditelingaku sambil mengelus rambutku, lalu ia melepas pelukannya. Ya ampun, apakah itu sebuah pernyataan cinta? Aku rasa, aku mengenal pemilik suara itu, tidak mungkin!
Akhirnya listrik menyala kembali. Aku merasa badanku masih sangat kaku untuk digerakkan. Aku melihat jauh dihadapanku ada GD yang masih duduk dimeja makan, hendak melanjutkan santapannya. Aku rasa perasaanku semakin tidak karuan. "Mianhae, aku rasa, aku sudah kenyang, aku mau kembali beristirahat..", ucapku sambil langsung berlalu, aku ingin menenangkan perasaanku sejenak. Saat aku berjalan menuju villa, seseorang menarik tanganku..
-Liona POV end-
-Author POV-
Namja itu mencoba menahan Liona, yeoja itupun menoleh dengan tatapan ragu. "Kamu tidak apa-apa kan?", tanya namja itu dengan pandangan lembut dan tulus. "Ne.",jawab Liona singkat sambil menundukkan kepalanya untuk pamit meninggalkan dirinya. Namja itu hanya dapat memandangi Liona yang menjauh dari dirinya. "Apa aku salah telah mengungkapkan perasaanku?", tanyanya sendiri dalam hatinya dan kembali menuju tempat makan.
***
Keesokan harinya..
"Kamu kok lesu banget Liona?",tanya Luci sambil melahap pancake dihadapannya dan mencoba menyuapi Liona dengan pancake tersebut, yang akan disuapi hanya menggeleng menandakan bahwa ia tidak berselera untuk makan. Kali ini, mereka hanya breakfast berdua karena yangh lainnya masih berada di alam mimpinya masing-masing. "Kamu kenapa sih? Cerita dong, I'm here for you..", rayu Luci agar Liona segera bercerita. Akhirnya Liona mulai angkat bicara, "Sebenarnya, kemarin ada salahsatu dari mereka, yang menyatakan cintanya padaku..". Luci yang sedang mengunyah makanannya pun terkejut dengan mata melotot. "Gak usah gitu deh ekspresinya..",lanjut Liona lagi. "APA?? Kamu udah ditembak GD?? Selamat yaa!!",ucap Luci setengah berteriak kegirangan. Liona hanya menggeleng menandakan itu bukan orang yang dimaksud dan akhirnya menceritakan semua yang telah ia alami kemaren. Luci hanya menganguk dan mengeluarkan pendapatnya, "Hmm.. Iya maka dari itu, kamu harus memilih. Goodluck ya say! Aku ga nyangka dia ternyata..", sebelum Luci melanjutkan perkataannya, tangannya sudah dipukul oleh sahabatnya itu. Yang dipukul hanya tertawa puas melihat temannya bertambah musam.
-Author POV end-
Di tempat makan..
Semua makanan sudah tersedia dan terdiri dari 4 macam lauk yang lumayan menggugah selera. Para namja dan yeoja ngobrol dengan lawan bicara mereka masing-masing sambil menyantap makan malamnya. Tiba-tiba, lampu padam dan semua pandangan menjadi gelap. Tanpa sadar, Liona berdiri meraba orang sekitarnya, ia merasa ada yang menggenggam tangannya. Dan, dalam sekejap tubuhnya sudah berada dalam dekapan orang tersebut. Suasana masih sangat senyap, entah dikemanakan suara-suara gerombolan anak muda berlainan negara ini.
-Author POV end-
-Liona POV-
Sudah pasti Luci yang memelukku, siapa lagi kalau bukan dia. Aku mengelus tubuhnya dalam upaya menenangkannya. Aku benar-benar tidak dapat melihat apa-apa. "Liona, baby, kalian dimana?", kudengar seorang yang sangat kukenal suaranya, ya siapa lagi kalau bukan Luci. Lalu, siapa yang memelukku saat ini? Oh tidak, jantungku mulai berdetak tak beraturan. "Saranghae..", bisiknya ditelingaku sambil mengelus rambutku, lalu ia melepas pelukannya. Ya ampun, apakah itu sebuah pernyataan cinta? Aku rasa, aku mengenal pemilik suara itu, tidak mungkin!
Akhirnya listrik menyala kembali. Aku merasa badanku masih sangat kaku untuk digerakkan. Aku melihat jauh dihadapanku ada GD yang masih duduk dimeja makan, hendak melanjutkan santapannya. Aku rasa perasaanku semakin tidak karuan. "Mianhae, aku rasa, aku sudah kenyang, aku mau kembali beristirahat..", ucapku sambil langsung berlalu, aku ingin menenangkan perasaanku sejenak. Saat aku berjalan menuju villa, seseorang menarik tanganku..
-Liona POV end-
-Author POV-
Namja itu mencoba menahan Liona, yeoja itupun menoleh dengan tatapan ragu. "Kamu tidak apa-apa kan?", tanya namja itu dengan pandangan lembut dan tulus. "Ne.",jawab Liona singkat sambil menundukkan kepalanya untuk pamit meninggalkan dirinya. Namja itu hanya dapat memandangi Liona yang menjauh dari dirinya. "Apa aku salah telah mengungkapkan perasaanku?", tanyanya sendiri dalam hatinya dan kembali menuju tempat makan.
***
Keesokan harinya..
"Kamu kok lesu banget Liona?",tanya Luci sambil melahap pancake dihadapannya dan mencoba menyuapi Liona dengan pancake tersebut, yang akan disuapi hanya menggeleng menandakan bahwa ia tidak berselera untuk makan. Kali ini, mereka hanya breakfast berdua karena yangh lainnya masih berada di alam mimpinya masing-masing. "Kamu kenapa sih? Cerita dong, I'm here for you..", rayu Luci agar Liona segera bercerita. Akhirnya Liona mulai angkat bicara, "Sebenarnya, kemarin ada salahsatu dari mereka, yang menyatakan cintanya padaku..". Luci yang sedang mengunyah makanannya pun terkejut dengan mata melotot. "Gak usah gitu deh ekspresinya..",lanjut Liona lagi. "APA?? Kamu udah ditembak GD?? Selamat yaa!!",ucap Luci setengah berteriak kegirangan. Liona hanya menggeleng menandakan itu bukan orang yang dimaksud dan akhirnya menceritakan semua yang telah ia alami kemaren. Luci hanya menganguk dan mengeluarkan pendapatnya, "Hmm.. Iya maka dari itu, kamu harus memilih. Goodluck ya say! Aku ga nyangka dia ternyata..", sebelum Luci melanjutkan perkataannya, tangannya sudah dipukul oleh sahabatnya itu. Yang dipukul hanya tertawa puas melihat temannya bertambah musam.
-Author POV end-
Sunday, July 1, 2012
Subscribe to:
Posts (Atom)